Friday, May 30, 2008

Kuliah Umum di STTA

Hari Kamis Tanggal 29 Mei saya mengisi kuliah umum di Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto (STTA). Dalam acara tersebut saya membawakan materi tetntang perkembangan aplikasi sistem cerdas. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Saya sangat bahagia melihat antusiasme mahasiswa STTA dalam menerima materi dan berdikusi mengenai materi tersebut. Trus yang menyenangkan lagi, setelah selesai saya diberikan kenang-kenengan sebuah miniatur pesawat, wah ini bakalan jadi hadiah menarik bagi anak-anak saya. (Tapi rebutan nggak ya......, soalnya cuma satu, anak saya kan dua :-) )

Friday, May 23, 2008

Metode Kuantifikasi Pertanyaan untuk Mendapatkan Nilai Certainty Faktor Pengguna

1. Latar belakang
Dalam aplikasi sistem pakar terdapat suatu metode untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian data. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah faktor kepastian (certainty factor). Faktor kepastian diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan.

Ada 2 macam faktor kepastian yang digunakan yaitu:
faktor kepastian yang diisikan oleh pakar bersama dengan aturan
faktor kepastian yang diberikan oleh pengguna

Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar menggambarkan kepercayaan pakar terhadap hubungan antara antecedent dan konsekuen pada aturan kaidah produksi. Sebagai contoh diberikan aturan kaidah produksi:

Aturan 1:
Jika bersin-bersin
Dan batuk
Dan pusing
Maka influensa (CF 0.75)

Aturan tersebut diatas menunjukkan bahwa pakar yakin 75% jika bersin-bersin, batuk dan pusing merupakan gejala dari penyakit influensa.

Sementara itu faktor kepastian dari pengguna menunjukkan besarnya kepercayaan terhadap keberadaan masing-masing elemen dalam antecedent.

Misalnya dengan menggunakan contoh pada Aturan 1, kemudian diketahui :

CF bersin-bersin : 0.5
CF batuk : 0.6
CF pusing : - 0.2

Hal ini berarti pengguna yakin bahwa 50 % pasien mengalami bersin-bersin, 60% pasien mengalami batuk dan pengguna yakin 20% bahwa pengguna tidak mengalami pusing.

Untuk mengetahui faktor kepastian oleh pengguna tidak mudah, karena sulit bagi pengguna untuk memperkirakan besarnya nilai kepastian terhadap element antecedent sesuai dengan standar yang diberikan oleh pakar.

2. Metode pencapaian
Untuk mengatasi permasalahan kesulitan dalam menentukan nilai CF pengguna, saya mengusulkan metode kuantifikasi pertanyaan. Metode kuantifikasi pertanyaan merupakan metode untuk mendapatkan nilai faktor kepastian dari pengguna terhadap suatu evidence dengan mengkuantifikasi pertanyaan. Sebagai contoh:

Diinginkan untuk mengetahui derajat kepercayaan demam seorang pasien. Nilai derajat kepercayaan adalah antara -1 s/d 1. Nilai -1 artinya tidak demam sama sekali. Nilai 1 berarti sangat demam. Untuk mendapatkan nilai derajat kepercayaan terhadap demam yang dialami pasien maka pertanyaan yang diberikan oleh sistem adalah

berapa derajat celcius suhu badan pasien

dari jawaban pengguna, besarnya nilai kepercayaan pengguna akan dihitung oleh sistem.
Saya menerapkan metode ini untuk membangun sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosis dan memberikan terapi penyakit TBC pada anak.

3. Penjelasan Metode
CF user diperoleh dari jawaban user saat melakukan konsultasi. CF tidak secara langsung diberikan oleh user tetapi dihitung oleh sistem berdasarkan jawaban user.

Pilihan jawaban yang disediakan oleh sistem berupa jawaban tidak tahu (CF : 0) ya (CF : 1), tidak (CF : -1). Tetapi apabila aturan yang mengandung fungsi kuantitas dan waktu, maka CF akan dihitung sebesar gabungan derajat keanggotaan dari fungsi karakteristik kuantitas dan derajat keanggotaan dari fungsi karakteristik waktu.

Fungsi-fungsi karakteristik didapatkan dari premis aturan yang berbentuk:

Operator_Aturan Data Operator_Kuantitas Kuantitas Toleransi_Kuantitas Operator_Waktu Waktu Toleransi_Waktu

Untuk fungsi karakteristik kuantitas didasarkan pada bagian aturan “Operator _Kuantitas”, “Kuantitas” dan “Toleransi_Kuantitas”. Sedangkan fungsi karakteristik waktu didasarkan pada bagian aturan “Operator _Waktu”, “Waktu” dan “Toleransi_Waktu”.

“Operator_Kuantitas” dan “Operator_Waktu” yang disediakan berupa “=’, “>=”, dan “<=”. “Kuantitas” dan “Waktu” merupakan syarat nilai dari berlakunya aturan itu, sedangkan “Toleransi_Kuantitas” dan “Toleransi_Waktu” memberikan batasan hingga suatu nilai yang membuat data premis ini tidak diabaikan. Sesuai dengan jenis operatornya, ada 3 macam fungsi karakteristik untuk kuantitas dan waktu. Fungsi operator “=”dapat dilihat pada Rumus 1



(1)






dengan
x : Kuantitas/Waktu yang dialami user
Nilai : Nilai kuantitas/waktu standar
Toleransi : Toleransi kuantitas/waktu

Fungsi untuk operator “>=”dapat dilihat pada Rumus 2.


(2)





dengan
x : Kuantitas/Waktu yang dialami user
Nilai : Nilai kuantitas/waktu standar
Toleransi : Toleransi kuantitas/waktu

Sedangkan fungsi operator “<=” dapat dilihat pada Rumus 3.



(3)






dengan
x : Kuantitas/Waktu yang dialami user
Nilai : Nilai kuantitas/waktu standar
Toleransi : Toleransi kuantitas/waktu

Untuk mendapatkan CF user, dilakukan perhitungan interpretasi standar dari interseksi antara CFKuantitas dan CFWaktu yang ditunjukkan pada Rumus 4.


(4)


4. Kemanfaatan


Metode Kuantifikasi Pertanyaan memberikan alternatif kepada para pengembang sistem pakar dalam memperolah nilai faktor kepastian dari pengguna. Dengan menerapkan metode ini dalam sistem pakar maka nilai CF pengguna menjadi lebih akurat sehingga kesimpulan dari sistem pakar juga menjadi lebih bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu dengan penerapan metode ini dalam sistem pakar juga akan membuat aplikasi sistem pakar lebih user friendly.


5. Diseminasi


Metode ini sudah saya presentasikan pada 2 pertemuan ilmiah yaitu: “Kuantifikasi Pertanyaan untuk Mendapatkan Certainty Factor Pengguna pada Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit” disampaikan pada Seminar Ilmiah Nasional Komputasi dan Sistem Intelejen -KOMMIT Vol 4 yang diselenggarakan oleh Universitas Gunadharma Jakarta tahun 2006 “Question Quantification to Obtain User Certainty Factor in Expert System Application for Disease Diagnosis” disampaikan pada The International Conference on Electronic Engineering and Informatics (ICEEI) 2007 yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung tahun 2007


6. Pengakuan dari pihak terkait


Penelitian ini mendapatkan penghargaan sebagai Juara I dalam Lomba Hasil Penelitian Unggulan Terpadu bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diselenggarakan oleh Departemen Komunikasi dan Informasitika dengan judul penelitian ”Rancang Bangun Sistem Pakar untuk menangani Penyakit Tuberkulosis pada Anak”